BANDUNG, PWNA Jawa Barat - Isu terkait pengelolaan sampah masih terus menjadi tantangan bagi warga Indonesia. Di Jawa Barat sendiri, permasalahan sampah tidak kunjung habisnya. Para perempuan muda kader Nasyiatul Aisyiyah bergandengan dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah Jawa Barat, hingga terkhusus Pimpinan Daerah Kota Bandung untuk mencoba mengambil peran dalam menumbuhkan kesadaran lingkungan dan mempelajari teknik mudah untuk dapat mengelola sampah secara mandiri dari rumah masing-masing.
Ahad, 19 Oktober 2025, bertempat
di Aula MI Muhammadiyah 2 Kota Bandung, PW Nasyiatul Aisyiyah Jawa Barat dan PD
Nasyiatul Aisyiyah Kota Bandung menyelenggarakan Workshop ECO-BHINNEKA – Zero Waste
untuk Perempuan Berdaya di Kota Bandung. Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah
Jawa Barat, Rini Marlina menyampaikan dalam sambutannya bahwa masalah sampah di
Kota Bandung yang kian padat ini masih menjadi fokus utama. Terlebih lagi, berkaitan
dengan fitrahnya, para perempuan menyumbang sebagian besar sampah di dalamnya.
Oleh karena itu, Rini melanjutkan, melalui event ini, para perempuan diharapkan
semakin berdaya dalam mengelola sampah pribadi masing-masing. Setidaknya, para
perempuan memahami bagaimana cara mencegah dan memilahnya dari rumah.
Dalam sosialisasi program, Lufki Laila selaku PJ Program dari Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menjelaskan bahwa program ECO-BHINNEKA Nasyiatul Aisyiyah merupakan program literasi dan aksi lingkungan memiliki kekhasan, yaitu menitikfokuskan pada tiga hal, yaitu Toleransi, Ekologi, dan Stunting yang dikenal dengan TES. Isu Stunting inilah yang menjadi ciri khas mengingat isu ini menjadi perhatian Nasyiatul Aisyiyah di mana penggeraknya adalah para perempuan muda yang memegang peran inti dalam pengasuhan dan pendampingan tumbuh kembang anak.
“Dan ECO-BHINNEKA Nasyiatul Aisyiyah
ini menjalankan tiga misi penting yaitu menanamkan kesadaran, memberikan
pelatihan, dan menggerakkan aksi bersama,” tutur Lufki.
Dalam hal toleransi yang selaras
dengan istilah yang diangkat oleh nama program, yaitu Bhinneka, kolaborasi dengan
lintas agama, suku, dan organisasi diharapkan mampu memperluas jangkauan dan dampak
dari program ini. Dan semangat ini dituangkan dalam jargon “Merawat Kerukunan,
Melestarikan Lingkungan.”
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Ir.H. Suhada, dalam sambutannya, mengapresiasi kegiatan sebagai wujud implementasi dari sabda Nabi Muhammad SAW "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya."
Hadir sebagai narasumber lintas agama, Pendeta Obertina Modesta Johanis juga menyepakati bahwa sabda Nabi Muhammad saw yang disinggung selaras dengan firman dalam alkitab. Menanggapi hal tersebut, Obertina berharap dapat bersinergi dengan Nasyiatul Aisyiyah dalam aksi-aksi kepedulian lingkungan selanjutnya. Beliau juga menambahkan bahwa bersama jemaatnya, beliau akan mengadopsi berbagai pembelajaran dari Nasyiatul Aisyiyah.
Kegiatan ini dihadiri oleh 50
peserta yang di antaranya adalah kader Nasyiatul Aisyiyah Kota Bandung dan juga
daerah sekitar, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi.
Selain itu, turut hadir juga dari rekan lintas agama.
Para peserta mendapatkan pandangan
baru dari Pendamping Kawasan Bebas Sampah DLH Kota Bandung, Herman Sukmana. Herman
menjabarkan perjuangan beliau dan sedikit rekannya yang sejak 2015 menggerakkan
masyarakat RW setempat untuk mengelola sampah yang hingga meraih penghargaan di tahun 2017. Herman juga menguraikan masalah sampah yang sempat menjadi sebab utama sering
terjadinya banjir di kawasan tersebut tempo itu.
Di Bank Sampah Oh Darling, para
peserta juga belajar langsung teknik mengelola sampah organik masing-masing melalui
pembuatan eco-enzyme bersama Dani
Kasim dari Kelompok Swadaya Masyarakat Oh Darling RW 7 Cibunut. "Jika pengolahannya benar, tidak akan bau" tegas Dani untuk mencegah kekhawatiran para kader perempuan dalam mengelola sampah. Dani juga
mengenalkan beberapa teknik pengelolaan sampah yang dilakukan di lokasi
tersebut, di antaranya Bata Terawang untuk sampah organik dan Tabungan Bank Sampah
untuk sampah anorganik. (Farida/Sri)
0 Comments:
Posting Komentar